10 November 2013
Kita pernah bercerita. Menghabiskan waktu bersama. Membicarakan apa saja sekalipun hal tak penting. Sekilas aku mengingat betapa bahagianya kita kala itu. Bicara cinta pertama kita, mimpi, cita-cita, dan harapan kita. Ini hal yang begitu menyenangkan. Hingga sekarang, biar aku tuliskan tentang kita.
Kita pernah bercerita. Menghabiskan waktu bersama. Membicarakan apa saja sekalipun hal tak penting. Sekilas aku mengingat betapa bahagianya kita kala itu. Bicara cinta pertama kita, mimpi, cita-cita, dan harapan kita. Ini hal yang begitu menyenangkan. Hingga sekarang, biar aku tuliskan tentang kita.
Kau sempat
menghilang. Sekilas aku mengkhawatirkanmu, tapi aku dalam hati aku yakin kau
pasti baik-baik saja. Aku biarkan kau menghilang, tapi dari sini aku yakin kau
pasti kembali. Hari ini sedikit kabar darimu, sedikit cerita. Hari ini kita
bicara sakit hati. Tuhan..seperti ini rasa sakit hati hanya karena anugerahmu
yang disebut cinta. Tapi hari ini aku belajar..
“sesakit
apapun karena cinta menyakiti, semua akan baik-baik saja asal kita jalani
bersama seseorang yang kau sebut SAHABAT. Karna sebenarnya sakit hanyalah
sekedar kata-kata.”Teringat saat kita dilambungkan oleh cinta. Tertawa bersama. Saling menceritakan cinta kita masing-masing. Bahagia bersama. Dan pada saat yang bersamaan pula kita jatuh, dijatuhkan oleh cinta. Menangis bersama. Saling menceritakan cinta yang menyakiti kita. Masing-masing. Menangis mengingat kebodohan masalalu. Sedih. Bersama pula.
Ini untuk kau, yang kusebut sahabat terbaikku. Mari kita kembali menjadi kita yang dulu, bocah 17 tahun yang tak berpengaruh pada cinta, yang fokus terhadap mimpi dan berjuta harapan kita. Takkan kubiarkan lagi cinta merebut jati diri kita untuk tampil sempurna di mata orang lain. Cukup kita yang tau kesempatan dan kekurangan yang ada pada diri kita. Takkan kubiarkan lagi cinta perlahan merebut masa depan kita, apalagi mengisi hari-hari kita dengan kegalauan dan kebodohan yang tak berujung.
0 komentar:
Posting Komentar